A L U M N I S A F

MEDIA KOMUNIKASI PARA ALUMNI
TK - SD - SMP - SMA SALMAN AL FARISI
GURU - SISWA - KARYAWAN - ORANG TUA

Kamis, 22 November 2007

ZUHUD


Zuhud
K.H. Abdullah Gymnastiar

--------------------------------------------------------------------------------

Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya :

Pertama, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untung perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengan dia. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat atau mengeluarkan sedekah. Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.

Kedua, orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. Nampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu seni menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hina dan bahkan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Ketiga, orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pening dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak ruwet oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun tetap juga berpeluang menjadi mulia jikalau sangat menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukan berharap dikasihani, tak menunjukan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.

Keempat, orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, serta takabur plus riya. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja (tentu tanpa kikir). Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallaah.


***

Perlu kita pahami bahwa zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, semacam harta benda dan kekayaan lainnya, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangan makhluk. Bagi orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun harta yang dimiliki, sama sekali tidak akan membuat hatinya merasa tenteram, karena ketenteraman yang hakiki adalah ketika kita yakin dengan janji dan jaminan Allah.

Andaikata kita merasa lebih tenteram dengan sejumlah tabungan di bank, saham di sejumlah perusahaan ternama, real estate investasi di sejumlah kompleks perumahan mewah, atau sejumlah perusahaan multi nasional yang dimiliki, maka ini berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seberapa banyak saham pun yang dimiliki, sebanyak apapun asset yang dikuasai, seharusnya kita tidak lebih merasa tenteram dengan jaminan mereka atau siapapun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali ijin Allah. Dia-lah Maha Pemilik apapun yang ada di dunia ini.

Begitulah. Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak mejadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita, dan bahkan, lebih tahu dari kita sendiri.

Ada dan tiadanya dunia di sisi kita hendaknya jangan sampai menggoyahkan batin. Karenanya, mulailah melihat dunia ini dengan sangat biasa-biasa saja. Adanya tidak membuat bangga, tiadanya tidak membuat sengsara. Seperti halnya seorang tukang parkir. Ya tukang parkir. Ada hal yang menarik untuk diperhatikan sebagai perumpamaan dari tukang parkir. Mengapa mereka tidak menjadi sombong padahal begitu banyak dan beraneka ragam jenis mobil yang ada di pelataran parkirnya? Bahkan, walaupun berganti-ganti setiap saat dengan yang lebih bagus ataupun dengan yang lebih sederhana sekalipun, tidak mempengaruhi kepribadiannya!? Dia senantiasa bersikap biasa-biasa saja.

Luar biasa tukang parkir ini. Jarang ada tukang parkir yang petantang petenteng memamerkan mobil-mobil yang ada di lahan parkirnya. Lain waktu, ketika mobil-mobil itu satu persatu meninggalkan lahan parkirnya, bahkan sampai kosong ludes sama sekali, tidak menjadikan ia stress. Kenapa sampai demikian? Tiada lain, karena tukang parkir ini tidak merasa memiliki, melainkan merasa dititipi. Ini rumusnya.

Seharusnya begitulah sikap kita akan dunia ini. Punya harta melimpah, deposito jutaan rupiah, mobil keluaran terbaru paling mewah, tidak menjadi sombong sikap kita karenanya. Begitu juga sebaliknya, ketika harta diambil, jabatan dicopot, mobil dicuri, tidak menjadi stress dan putus asa. Semuanya biasa-biasa saja. Bukankah semuanya hanya titipan saja? Suka-suka yang menitipkan, mau diambil sampai habis tandas sekalipun, silahkan saja, persoalannya kita hanya dititipi.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah. Dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu." (HR. Ahmad).***

Senin, 19 November 2007

MEDICAL ALUMNI

alumni salman yang kuliah di kedokteran : Alina, Ayu, kiky, irma, noviandari, dst ( kurang lebih 8 orangan lach.... )
INILAH SEBAGIAN DARI MEREKA ...



Alumni bro-sis





DIALOG PENDIDIKAN

Kemarin minggu, 18 Nopember 2007 di Hotel Horison Bandung diselenggarakan Dialog Untuk Pendidikan Berkualitas atas kerjasama IA-UPI, PGRI, Pemprov jabar dan PAN, hadir sebagai pembicara Gubernur Jabar Bapak Dani Setiawan (keynote speaker) Pembicara lainna : Presiden Guru Republik Indonesia Prof. Muhamad Surya , Kord. Panitia Anggaran DPR RI , Bapak drg. Toni Apriliani, M.Sc ( sedianya bapak Amin Rais tetapi berhalangan), Bapak Amung Ma'mun , M.Pd , Dekan FPOK UPI. Diskusi berlangsung menarik karena pembicara mempunyai latar belakang yang berbeda kepentingan dan sudut pandang mengenai anggaran pendidikan yang tertera dalam UUD 1945 ( hasil amandemen ) minimal 20% , tetapi pemerintah pusat/ daerah ( jabar ) merasa belum mampu. selain itu yang membuat menarik karena ada door prize berupa . tiket umroh, sepeda motor dan televisi 21 inci . para peserta yang hadir diantaranya beberapa Mantan Guru Salman , Kadisdik Jabar, Ketua PGRI jabar, FAGI, ICW, yayasan Istiqomah, guru SMA Plus Addawah Pacet Cianjur,guru SMA 20, kasek SMAN 12, Guru SD Tunas Unggul bdg, SMA Muthahari, mahasiswa UPI, wakil dari kota/kabupaten di jabar .

Minggu, 18 November 2007

TIP BAHAGIA

Ternyata Menjadi Bahagia Itu Mudah...

'Nyontek' dari website tetangga, hanyawanita.com. Bagus juga untuk direnungkan, dihayati dan diamalkan. (Hm?)

Anda sulit sekali merasa bahagia padahal ditilik dari semua aspek tak ada yang kekurangan? Faktor kebahagiaan yang selama ini dikenal oleh para ilmuwan adalah bahwa orang yang punya sikap positif lebih bahagia. Orang yang bisa menikmati hidup akan menjalani kehidupan dengan cara yang menyenangkan, yang tak jarang membuat orang lain iri.
Tahukah Anda, bahwa bersikap positif dan optimis akan meningkatkan harapan hidup setidaknya 7,5 tahun, hal ini dibuktikan oleh survey di Yale University setelah menghitung faktor usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan kesehatan fisik. Orang yang berpikir positif lebih bisa mengurangi dampak negatif dari stres yang merusak, itulah kuncinya.
"Tentu saja mereka yang optimis juga mendapat stres," ujar David Snowdon, profesor neurologi di University of Kentucky yang mengkaji masalah pertambahan usia. "Namun mereka meresponnya dengan lebih cepat sehingga status mental dan fisik yang positif terjaga."
Berikut dipaparkan lima perilaku yang diyakini para ahli dapat memperpanjang usia dan bisa Anda tiru juga, lho.
l. Gunakan ponsel Anda
Jalinlah komunikasi dengan teman atau sahabat, melalui ponsel juga bisa jika tak punya cukup waktu untuk bertemu langsung. Orang yang gemar bersosialisasi setidaknya sekali seminggu akan diberkahi otak yang tajam, umur panjang dan menghindari serangan jantung. "Bicaralah di telpon dengan teman, hal ini punya efek langsung menurunkan tekanan darah dan kadar kortisol," ujar Teresa Seeman, PhD, seorang profesor epidemiologi di UCLA.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa memiliki hubungan jangka panjang memiliki sejumlah manfaat, antara lain menjalani kehidupan aktif dan terhindarkan dari keinginan merokok." Nah, mulai sekarang berusahalah untuk berhubungan dengan teman-teman yang anda punya. Telpon mereka, jadwalkan makan siang bersama atau sekadar ngopi di resto atau kafe mana... gitu.
2. Mereka menunjukkan rasa syukur
Tuliskan perasaan Anda mengenai kejadian menyenangkan di kertas, diary, komputer atau bahkan PDA. Orang yang suka menuliskan segala hal akan mensyukuri apa yang mereka dapat dan lebih optimis menatap masa depan. Umumnya orang seperti ini juga merasa lebih puas dengan apa yang sudah diraih sejauh ini, demikian menurut studi University of California, Davis. Orang-orang ini juga merasa fisiknya jauh lebih kuat.
"Jika Anda selalu bersyukur, sulit untuk merasa sedih," ujar Sonja Lyubomirsky, PhD, penulis buku "The How of Happiness: A Scientific Approach to Getting the Life You Want." Namun janganlah berlebihan. Orang yang menuliskan perasaan mereka di jurnal seminggu sekali mendapatkan dorongan lebih besar untuk merasakan kebahagiaan ketimbang mereka yang menuliskannya tiga kali seminggu. Temukan frekuensi yang tepat untuk Anda, dan jalankanlah.
3. Baik hati
Apakah selama ini Anda melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari? Berbuat baik akan membuahkan rasa nyaman dan bahagia dalam diri, demikian menurut penelitian Lyubomirsky. Karma berbuat baik Anda akan berbalas manis, bahkan meski itu hanya 'kebaikan kecil' yang Anda lakukan untuk orang lain dan tak direncanakan. Misalnya memberikan kursi Anda untuk ibu hamil di angkot, atau membelikan rekan kerja secangkir kopi atau setangkup pizza saat makan siang. Anda akan menjumpai bahwa 'balasan' dari tindakan manis Anda ini akan jauh lebih besar dari yang dibayangkan. "Anda akan melihat bagaimana Anda dihargai dan disukai orang lain." ujarnya. Bukankah itu menyenangkan?
4. Menghargai hidup
Ya, tentu saja Anda dapat menulis ulang sejarah dan merasa jauh lebih baik mengenai diri Anda. Sisihkan sedikit waktu setiap minggu untuk mencatat setiap kejadian yang sudah berlangsung. Merefleksikan pengalaman dapat membentuk kembali persepsi atas kejadian itu, demikian juga mengenai pengharapan Anda di masa datang, ujar Robert N. Butler, MD, presiden dari International Longevity Center-USA di New York City. Saat menciptakan 'review kehidupan' ini Anda akan mencatat semua pencapaian dan secara instan akan mendongkrak rasa percaya diri. Catat dan kelompokkan dalam folder terpisah mengenai kisah saat kuliah, bekerja, menikah, memiliki anak dan lain-lain.
Tuliskan kisah kesuksesan dan kegagalan yang Anda alami. Mungkin Anda akan mendapati kegagalan di satu sisi, ternyata membuahkan kesuksesan di bidang lain. Pindah dari kantor lama ternyata Anda mendapatkan suami di kantor baru. "Meski kejadian itu menyakitkan, Anda akan lebih mudah menangani masa-masa sulit itu." Jadi jujurlah, tapi jangan terlalu keras 'menghakimi' diri sendiri. Ingatlah Anda adalah 'heroin' pada dongeng yang Anda tulis.

Ayo lakukan sekarang dan gapailah kebahagiaan dengan cara sederhana
Thanks a lot , Bu Diah Utami