Menguak Sejarah Alam Bandung Purba
Bayangkan ketika kita duduk di pendopo Bandung yang indah saat ini, atau ketika tepekur dan berzikir di lantai marmer Masjid Raya Jawa Barat. Bila hal itu terjadi 20 ribu tahun yang lampau, berarti kita sedang duduk di dasar danau pada kedalaman 10 – 15 m.
Bayangkan kalau kita termenung memandang Sungai Citarum yang bersampah, hitam dan berbau di jembatan Dayeuh Kolot; 20 ribu tahun yang lampau kita sedang menyelam di dasar danau pada kedalaman 50 – 65 m dari permukaan air danau! Kalau kita berada di Kamar 7 Gua Pawon memandag lembah Cibukur 20 – 5 ribu tahun yag lali. Kita ditemani manusia – manias prasejarah yang berkerumun memandang binatang buruan di lembah Cibukur.
Kalau kita bermain – main di bebatuan Sungai Cikapundung di Maribaya 48 ribu tahun yang lalu kita bisa melihat lava yang mangalir dari kawah Gunung Tangkubanparahu.
Ketka orang – orang menggali batu kapur di Citatah 30 – 20 juta tahun yang lalu mereka sedang menggali terumbu karang yang indah di laut dangkal pada kedalaman 10 – 20 m dari permukaan laut purba di sebelah barat Bandung.
Alam telah jauh berubah sekarang!
Bandung sangat beruntung dengan sejarah alamnya yang luar biasa. Dari laut bertaman karang yang indah pada Zaman Tersier Kala Oligo-Miosin 30 – 20 juta tahun yang lalu, berubah menjadi daratan bergunung api pada Kala Pliosin 5 – 4 juta tahun yang lalu. Pada Zaman Kuarter 2 juta tahun yang lalu, seluruh Jawa Barat mulai ternagkat menjadi daratan, menjadi pegunungan dengan dihiasi gunung – gunung api aktif. Letusannya silih berganti: Gunug Sunda Purba meletus dahsyat berkali – kali. Gunung – gunung lain meletus susl menyusul: Gunung Tampomas, Ciremai, Syawal, Galunggung, Guntur, Papndayan, Cikurai, Patuha, Gede – Pangrango, dan Krakatau.
Letusan berulang – ulang terjadi pada 27 Agustus 1883, Kawah Danan Perbuwatan Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus dahsyat. Suaranya menggelegar hingga terdengar ke Singapura bahkan Sydney. Abunya menembus lapisan langit dan mengendap tiga hari kemudian di New York. Selama bebearapa minggu abu letusan itu menutupi bumi menghalangi sinar matahari dan menyebabkan musim panas terdingin di belahan bumi utara.
Tahun 1982 Gunung Galunggung meluluhlantakkan sebagian Tasikmalaya. Abunya yang terlontar ke udara mendarat daruratkan pesawat Boeing penerbangan Sydney - London di Jakarta. Hujan abu jatuh di Bandung, membuat Bandung sesak dan pengap, dan baru berakhir ketika hujan pertama jatuh di bulan Oktober 1982. Tahun 2002 Gunung Papandayan menggegerkan Kecamatan Cisurupan, Garut. Letusan kecil yang membuat berita besar.
Pada Zaman Kuarter, sekitar 135 ribu tahun yang lalu, Danau Bandung terbentuk. Genangannya yang luas mengisi seluruh daratan tinggi Bandung dari Rancaekek hingga Saguling pada ketinggian antara 710 – 715 m di atas permukaan laut sekarang. 16 ribu tahun yang lalu, seiring dengan turunnya permukaan air laut, air danau menerobos perbukitan Saguling membelah dan membentuk lembah antara Pasir Larang dan Pasir Kiara, mengeringkan danau Bandung. Airnya kemudian mengalir pada lembah Sungai Citarum menerobos Gua Sangiangtikoro, dan terus mengalir ke utara. Jadi, tempat mengeringnya danau BAndung berada jauh kea rah hulu pada punggungan bukit Pasir Larang-Pasir Kiara, tidak di Sangiangtikoro.
Pada masa – masa mengeringnya danau Bandung antara 16 – 3 ribu tahun yang lalu, daratan Bandung menjadi ranca (rawa) yang becek yang menjadi tempat berjejalnya badak-badak dan hewan-hewan lainnya. Inilah padang perburuan yang menggiurkan dimasa purbakala. Dengan bersenjatakan tombak bermata batu obsidian yang keras dan tajam, manusia-manusia prasejarah leluhur orang Jawa Barat beranjak dari kampong-kampung purba di lereng-lereng perbukitan sekeliling Bandung menyerbu hewan buruan di daratan dan ranca di bawahnya.
Batu obsidian yang ditambang di Kendan, Nagreg: dan mungkin pula dari Gunung Kiamis, Garut, dibawa leluhur kita menyusuri jalan-jalan setapak antara Gaurt, Lels, Parakanmuncang, Cileunyi, Cinunuk, Cilebgkrang, dan Cikadut hingga dibuat berbagai alat dan senjata di bengkelnya di kawasan Situ Cangkuang di Leles, Garut, dan di bukit Dago Pakar, Bandung utara.
Sementara itu, koloni yang lain menjelajah perbukitan kapur di Citatah danmenemukan tempat yang nyaman untuk tingal: sebuah gua yang sekarang dinamakan Gua Pawon, serta ceruk-ceruk batu kapur yang banyak terdapat pada perbukitan kapur di bekas laut dangkal ini. Budaya karuhun kita ternyata luar biasa. Mereka telah mengenal api, membuat peralatan dari batu dan tulag, membuat perhiasan dari gigi ikan hiu, mebuat kendi-kendi dari tanah. Mereka mungkin menjelajah Garut dan Sukabumi Selatan, dan membawa pulang batu-batuan yang tidak ditemukan di sekitar Bandung. Mereka membawa oleh-oleh berupa gigi-gigi ikan hiu yang dirangkai menjadi kalung, dan kemudian menjadi hiasan kubur bagi oarng yang mereka hormati. Orang yang mereka kubur dalam penghormatan tinggi, tahun 2003 kerangkanya tergali meringkuk tenang di Gua Kopi (di Gua Pawon).
Begitulah sejarah alam Bandung yang luar biasa kaya, variatif dan menarik. Kini, alam Bandung telah jauh berubah. Evolusi yang berjalan lambat berjuta-juta tahun, berubah begtu cepat ketika manusia ikut campur tangan mengubah alam. Itulah peristiwa alam yang teratur datang berulang-ulang. Kejadian masa kini, terjadi pula pada masa lalu, dan akan terus terjadi pada masa yang akan datang.
Dari alam yang telah berubah, jelajah bentang alam masa kini akan membuka kunci masa lalu Bandung purba……….
Sumber: Geowisata, Sejarah Bumi Bandung, Budi Brahmantyo
Sabtu, 06 Desember 2008
Menguak Sejarah Alam Bandung Purba
Diposting oleh KEGIATAN TERAKHIR di 12.20 0 komentar
Kamis, 04 Desember 2008
BERSYUKUR ATAS PINTU YG TERTUTUP
Belajarlah untuk memuji Tuhan sebanyak mungkin
ketika sebuah pintu tertutup bagi kita,
sama seperti ketika sebuah pintu dibukakan bagi kita.
Alasan Allah menutup pintu-pintu adalah karena DIA
tidak menyediakan sesuatu bagi kita dibalik pintu itu.
Jika DIA tidak menutup pintu yang salah,
kita tidak pernah menemukan pintu yang benar,
Allah mengarahkan jalan kita melalui pintu-pintu
yang tertutup dan terbuka.
Ketika satu pintu ditutup, kita akan terdorong untuk
mengubah rencana kita.
Pintu yang tertutup lainnya akan memaksa kita untuk
mengubah rencana lagi.
Hingga akhirnya kita menemukan pintu yang terbuka
dan kita melangkah menuju berkat-2 bagi kita.
Allah mengarahkan jalan-jalan kita melalui
pintu-pintu yang terbuka dan tertutup,
namun biasanya bukannya memuji DIA karena
pintu yang tertutup (yang justru menghindarkan kita dari masalah) kita
sering kali menjadi marah karena kita menilai atas apa yang tampak
saja.
Kita selalu mendapat pertolongan segera pada saat diperlukan.
Karena Dia berjalan di atas kepala kita, DIA dapat melihat
masalah yang ada disepanjang jalan yang akan kita lalui, lalu DIA
membangun
penghambat jalan di sana atau bahkan membuat jalan berkelok.
Namun karena kebodohan kita,
kita mencoba menghancurkan penghambat jalan
atau menyingkirkan tanda melalui jalan berkelok.
Kemudian, pada saat kita menghadapi masalah,
kita mulai menangis, Tuhan, mengapa Engkau melakukan hal ini padaku?.
Kita harusnya menyadari bahwa pintu yang tertutup
dapat merupakan suatu berkat.
Tidakkah dikatakanNYA bahwa Tidak ada kebaikan yang
akan disembunyikan dari orang yang mencintaiNYA ?
Jika Engkau di-PHK dari pekerjaanmu pujilah Tuhan karena kesempatan-2
baru
yang akan muncul bisa saja suatu pekerjaan baru atau sekolah lagi.
Jika seorang pria atau wanita tidak menyambut hatimu
mungkin bukan karena mereka sendiri,
tapi mungkin Tuhan yang mengatur
sebuah penghambat jalan (relakanlah).
Kita kadang-kadang dapat memerangkap diri kita dalam
keraguan dan kekecewaan karena menilai apa yang tampak saja.
Aku sungguh bergembira karena banyak kali Bapa kita
telah menutup pintu-pintu bagiku hanya untuk membukakan
pintu dalam tempat yang tak terduga.
Allah tidak akan selalu mengatakan dengan kata-kata : belok ke kiri,
lalu ke
kanan.....
kadang-kadang DIA hanya akan menutup pintu-pintu yang salah.
Diposting oleh KEGIATAN TERAKHIR di 09.38 0 komentar
Selasa, 02 Desember 2008
TIKUS
KISAH SANG TIKUS
DARI KEEBOOK CORP.
Seekor tikus mengintip dibalik celah untuk mengamati petani saat membawa bungkusan, ada makanan pikirnya ? tapi , terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus, tikus menjerit memberi peringatan kepada keluarganya ,”awas ada perangkap tikus di dalam rumah petani! ”
Sang tikus mengabarkan hal ini kepada ayam, sang ayam dengan tenang dan berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya, maafkan aku tikus aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalah, jadi jangan buat aku untuk pusing memikirkan masalah kamu.
Tikus berbalik dan pergi dan menuju sang kambing, kambing berkata,” wah aku menyesal dengan kabar ini,” si kambing menghibur dengan penuh simpati. ” tetapi tidak satupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam doa-doaku dan aku selalu berdoa atas keselamatanmu.
Tikus kemudian masuk ke kandang sapi”oh ? sebuah perangkap tikus ? jadi saya dalam bahaya besar ya... ? kata sapi sambil ketawa atau mentertawakan.
Akhirnya tikus kembali ke dalam rumah petani dengan kepala tertunduk dan merasa sangat luka hatinya karena teman-teman ( seperjuangannya ) tidak ada yang begitu peduli kepada masalah dirinya. Dia terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri, sahabat-sahabatnya yang dahulu begitu dekat dengannya tidak terlalu peduli apalagi yang jauh.
Malam tiba dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berhasil menangkap mangsa. Isteri petani berlari melihat apa yang masuk perangkap. Dalam kegelapan dia tidak dapat melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan dia tidak bisa melihat bahwa yang terperangkap adalah seekor ular yang sangat berbisa, ular itu sempat mematuk tangan isteri petani, petani bergegas membawanya ke rumah sakit .
Si isteri kembali ke rumah dengan badab menggigil demam, dan sudah menjadi kebiasaan setiap yang sakit demam, obat pertama adalah dengan memberinya sup ayam yang panas dan segar. Petanipun memotong ayam untuk bahan supnya.
Tapi racun ular itu sungguh jahat isteri petani tak juga sembuh, banyak tetangga yang datang untuk menengok dan membesuknya dan tamu pun tumpah ruah datang ke rumah petani akhirnya petanipun memotong kambing untuk membuat gulai guna menjamu para tamu yang datang . bisa ular semakin menggerogoti badan isteri petani akhirnya isteri petanipun meninggal. Puluhan bahkan ratusan datang melayat untuk mengurusi pemakaman isteri petani untuk tahlilan untuk kepeluan itu petanipun memotong sapi .
Diedit seperlunya oleh alumnisaf.blog
Kawan jika kamu mendengar seseorang menghadapi masalah apalagi itu adalah teman dekatmu dan kamu pikir masalahnya tidak ada kaitan denganmu. Ingatlah bahwa jika ada ”perangkap tikus” di dalam rumah maka seluruh ”ladang pertanian” akan ikut menanggung resikonya.
REFLEKSI DARI PERISTIWA 17 JULI 2006 DI SALMAN AL FARISI BANDUNG
Diposting oleh KEGIATAN TERAKHIR di 11.18 4 komentar