A L U M N I S A F

MEDIA KOMUNIKASI PARA ALUMNI
TK - SD - SMP - SMA SALMAN AL FARISI
GURU - SISWA - KARYAWAN - ORANG TUA

Rabu, 16 Juli 2008

LENDO NOVO : SEKOLAH HARUS MENYENANGKAN

LENDO NOVO , PENDIRI SEKOLAH SALMAN AL FARISI
( BUKAN BAPAK MUSLIMIN NASUTION )

Sewaktu kecil ia sering dihukum guru karena terlalu banyak bertanya. Dia mengaku bahwa duduk diam di kelas adalah siksaan, sehingga dari usia belia ia bercita-cita membuat suatu sekolah yang muridnya kelak dapat menikmati saat-saat belajar mereka.

Impiannya itu berhasil diwujudkan Lendo Novo (43) pertama kali di tahun 1992, dengan mendirikan sebuah taman kanak-kanak (TK) yang diberinya nama TK Salman. TK itu dinamai demikian, karena didirikan di lingkungan Masjid Salman, sebuah masjid di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat Lendo menempuh pendidikan S1 dan S2-nya selama beberapa tahun sebelumnya.
“Siswa di TK Salman setiap harinya belajar dari pagi hingga sore hari. Akibatnya, sekolah ini menuai banyak kecaman,” kenang Lendo sambil tersenyum. “Padahal siswa di TK ini sangat menikmati kegiatan belajar mereka,” lanjutnya.
Beberapa pihak, termasuk Ibu Sudharmono, istri wakil presiden kala itu menganggap Lendo tidak mengerti konsep pendidikan. Sebab ia tidak berlatar belakang pendidikan guru. Namun Lendo Novo pantang mundur. Kecaman itu tidak ditanggapinya serius, ia justru mengundang mereka yang mengkritiknya untuk melihat secara langsung proses pembelajaran di sekolahnya itu.
“Kalau anak TK harus duduk diam dan melipat tangannya selama belajar, mungkin waktu sepuluh menit bagi mereka sangat lama, tapi kalau kegiatan belajar mereka menyenangkan, mereka akan menikmati belajar itu walau berjam- Mulai tahun 1992 itu pula, Lendo Novo terus menggodok konsep sekolah yang diimpikannya, hingga lima tahun kemudian, tahun 1997, muncullah jam,” ujar ayah dari Bariah, Khalid, Hamzah, Dhia, dan Omar ini penuh keyakinan.
kesempatannya membuka sekolah alamnya yang pertama, yakni Sekolah Alam Ciganjur, di Jakarta Selatan.
Lendo Novo di sekolah alamnya ini mengembangkan suatu sistem pendidikan, di mana siswa dari umur pra sekolah sudah belajar berinteraksi langsung dengan alam sebagai media belajar mereka setiap harinya. Mereka belajar mengamati, bertanya, mengumpulkan data, membuat hipotesis, dan menguji hipotesis mereka. Dengan cara belajar yang aktif dan kreatif ini, anak-anak belajar mandiri dan menjadi akrab dengan lingkungannya.
Sekarang sudah ada sekitar sembilan sekolah alam di Jawa dan Sumatera. Lendo berharap sekolah alam kelak ada di semua provinsi di Indonesia, sehingga bisa menjadi contoh positif dan dapat mempengaruhi pendidikan formal.

Sekolah Bisnis
Selama mengembangkan sekolah alamnya, Lendo Novo juga memendam keinginan mengembangkan suatu sekolah bisnis berbasis lingkungan. Ia lantas mendirikan School of Universe (SoU), tepatnya di tahun 2004, yang mengembangkan pola jaring laba-laba (spider web) dan pembagian per tema dalam sistem pembelajarannya.
Di SoU, alam semesta adalah sumber pembelajaran tanpa batas. Di sekolah ini para siswa dilatih “membaca” semesta dengan cara pandang utuh dan menyeluruh. Khasanah semesta dituangkan ke dalam tema-tema bahasan, dan siswa belajar dengan cara mengupas tema tersebut melalui semua cara pandang berbagai cabang keilmuan.
Lendo tergolong berhasil mengembangkan sekolah yang secara terpadu mengajarkan kepada siswanya soal akhlak, logika, dan sifat kepemimpinan. Terbukti sekolah alam dan SoU yang didirikannya kini menjadi inspirasi banyak pihak. Salah satunya, Dewan Gereja Dunia melalui Wahana Visi Indonesia (WVI) telah mengontraknya sejak sekitar tahun 2001 hingga tahun 2011 nanti, untuk merintis sekolah alam di Indonesia, antara lain untuk wilayah Papua dan Nusa Tenggara.
Lendo selalu yakin dengan gagasan sekolah bisnisnya ini. Ia bahkan kini mengatakan berani “mengadu” kemampuan siswa dari sekolahnya ini dengan kemampuan siswa dari sekolah mana pun di dunia ini.

Sosok Lendo
Lendo Novo selama ini mungkin lebih dikenal sebagai mantan staf ahli Menteri Negara BUMN Sugiharto ketimbang sebagai "sang brilian penggagas sekolah alam”. Ia sempat dijuluki “orang yang paling ditakuti” oleh para direksi BUMN. Sebab perannya membersihkan BUMN dari para koruptor telah menyebarkan ketakutan di kalangan para pejabat BUMN yang merasa dirinya “kurang bersih”.
Menurut Septri, salah seorang pengajar di SoU, Lendo adalah seorang yang cerdas, idealis, baik, ramah, nyentrik, pantang menyerah, dan memiliki “seabrek” sifat baik lainnya.
Sosok visioner ini kini juga sedang menyiapkan Life Institute, yakni sekolah bisnis setingkat perguruan tinggi. “Insya Allah, Life Institute akan siap pada tahun 2009 nanti,” ujar Lendo menutup perbincangan yang hangat dengan SH di SoU, Parung, Bogor, pada Selasa (31/7) lalu.
(berbagai sumber)



Biodata

Nama
Lendo Novo
Tempat/Tgl Lahir
Jakarta, 6 November 1964
Alamat
Jl Tebet Barat Dalam IV B/ 21, Jakarta 12830, Tel. 021-8299636
Istri
Yusrianah
Anak
Bariah (Alm), Halid, Hamzah, Dhia, dan Omar

Pendidikan
1983 : Lulus SMA 9 Jakarta
1988 : Lulus Fakultas Teknik Perminyakan, ITB
1988/1989 : Mengikuti Program of Resource Energy
Management, ITB (MA)

Aktivitas Berorganisasi
1986-1988 : Presiden Asosiasi Mahasiswa Teknik
Perminyakan ITB
1986-1987 : Sekjen Forum Komunikasi Himpunan Jurusan
(FKHJ) ITB
1988 : Presiden Komisi Pendidikan FKHJ ITB
1989-1990 : Pendiri dan Inovator TK Islam di Masjid
Salman, Bandung
1990-1991 : Pendiri dan Inovator Lembaga Bantuan
Desain, Bandung
1993- Sekarang : Pendiri dan Inovator Sekolah Alam

Aktivitas Wirausaha dan Pekerjaan
1991-1993 : Konsultan Pengembangan Industri Kecil
PUPUK (Perkumpulan untuk
Peningkatan
Usaha Kecil), Bandung
1995-2000 : Perencana program API-NET, Buletin
Board System API, Perancang pembuat
an Textile Buyer’s Directory
1997-Sekarang : Perancang pendirian Indotex LaSalle
International College, kerja sama antara
AP IPMI (Ikatan Perancang Mode
Indonesia) dengan LaSalle College
Group (Kanada)
1996 dan 1997 : Perancang manajemen pelatihan di
industri garmen bekerja sama dengan
Hong Kong Productivity Council (HKPC)
dan Studio Manajemen Teknik Industri
ITB
2000-sekarang : Perancang Indotex.com bekerja sama
dengan Ariba Inc, AS
Februari 2001 : Direktur Eksekutif Yayasan Indotex
1998-2000 : Direktur Sekolah Alam
2005-2007 : Ketua Tim Investigasi BUMN, yang
dibentuk Menneg BUMN Sugiharto

Program Kerja
Agustus 1998 : Mendirikan Sekolah Alam Ciganjur
Mei 2000 : Mengembangkan Sekolah Alam
Ciganjur
Agustus 2000 : Mengembangkan Sekolah Alam
Semarang
1999-2005 : Ketua Umum Yayasan Alam Semesta

Penghargaan
2003 : Fellow Ashoka

Senin, 14 Juli 2008

Achyar Pecinta Persib

BER-ATRIBUT PERSIB DI TEMPAT ASING

Kecintaan bobotoh pada tim Persib diekspresikan dalam berbagai bentuk . Achyar Al Rasyid ( 17 tahun ) bobotoh belia yang kini menempuh pendidikan di SMA Insan Cendikia Al Kautsar Sukabumi nyaris saban hari mengenakan atribut berbau Persib. Atributpun bemacam-macam mulai dari kaus hingga pernak-pernik.
Jika atribut seperti ini dikenakan di Bandung itu hal biasa dan umum kita lihat. Namun anak semata wayang ( kulit ) pasangan Asep Hermawan dan Penti Supiantini ini mengenakannya di lingkungan yang asing dari hal-hal berbau Persib.
Remaja yang hobi bermain sepakbola ini, belajar di SMA dengan “system Boarding school”. Selama setahun penuh Achyar tinggal di asrama ( kecuali hari liburan ) . Di sekolah ini ia satu-satunya siswa asal Bandung. Rekan-rekanya sendiri mayoritas berasal dari Jakarta. Di sekolah saya sering dibilang anak aneh karena sering beratribut Persib, mereka mengatakan sok fanatic banget, saya sih cuek aja dibilangin kaya gitu yang penting kecintaan saya sama Persib tersalurkan .
Sesuai dengan usianya yang masih remaja maka persentuhan dengan Persib belum terlalu lama. Baru tahun 2003 saat ayahnya pindah tugas dari Kalimantan ke Bandung, Achyar langsung jatuh cinta kepada maung Bandung, ia pun keranjingan nonton Persib di stadion siliwangi Bandung saat itu Achyar ,masih bersekolah di SMP Salman Al Farisi Bandung .
Hanya saja jadwal pertandingannya selalu berbarengan dengan waktu shalat ashar maka Achyar hanya bisa nonton di tribun VIP Stadion Siliwangi. “ Saya sich pengen nonton di tribun timur tapi kalu di sana saya enggak bisa shalat dulu, karena tempat duduknya pasti ada yang nempati, nah kalau di VIP tempat duduk saya aman .
Saat ini karena tinggal di Sukabumi Achyar jarang bisa nonton pertandingan Persib secara langsung sebagai solusinya ia meminta kepada ayahnya untuk merekam setiap Persib bertanding, ketika liburan maka ditontonnya pertandingan Persib sampai habis.

Dari Koran Tribun jabar , kolom Persib mania , kamis 10 juli 2008
Editor oleh alumnisaf, 11 Juli 2008
Menyambut kemenangan Persib atas Persela 5-2 ( 13 Juli 2008 )
SELAMAT...!!!