A L U M N I S A F

MEDIA KOMUNIKASI PARA ALUMNI
TK - SD - SMP - SMA SALMAN AL FARISI
GURU - SISWA - KARYAWAN - ORANG TUA

Senin, 20 Agustus 2007

picture

iedul adha 1995


teacher married

SD SAF 1995

RUNTUHNYA DARWINISME ....



artikel dan foto gak ada hubungan!
EVOLUSIONIS , PANIK !!!

Evolusionis Australia dibuat KerepotanBulan lalu, 15 Juni 2007, radio Australia ABC menyiarkan wawancara berjudul “Evolution vs creationism battle rages on“ (Perang Evolusi lawan Penciptaan Terus Membara). Hadir sebagai pembicara adalah Michael Ruse, filsuf ilmu pengetahuan kelahiran Inggris. Profesor Filsafat di Florida State University, AS, yang juga veteran perang evolusi lawan penciptaan ini sedang di Australia untuk menghadiri konferensi besar para ilmuwan evolusi.Mengapa tajuk itu perlu diangkat oleh radio ABC? Alasannya sederhana, di Australia terdapat penentangan gigih terhadap teori evolusi. Benarkah?Fakta ini bahkan diakui sendiri oleh evolusionis di luar Australia. Pada butir ke-37 laporan tertanggal 8 Juni 2007 dengan judul “The dangers of creationism in education“ (Bahaya Paham Penciptaan dalam Pendidikan) yang disusun panitia Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan, Sidang Parlemen Dewan Eropa, tercantum: “... paham penciptaan (atau penciptaan baru) masih berkembang baik di negara-negara berbahasa Inggris, khususnya AS dan Australia.“Konferensi Melawan Teori Evolusi Semakin GencarPernyataan di Dewan Eropa itu bukanlah isapan jempol. Baru-baru ini di sejumlah kota besar di Australia telah diadakan serangkaian konferensi seputar sanggahan ilmiah terhadap kekeliruan teori evolusi, dan bukti fakta penciptaan di alam. Konferensi yang digelar pada tanggal 25 Juli – 3 Agustus 2007 itu menurut jadwal diselenggarakan di University of Southern Queensland, Toowoomba; Mueller College, Brisbane; University of Queensland, Brisbane; Queensland University of Technology, Brisbane; Emmanuel College, Gold Coast; Griffith University, Gold Coast; Macquarie University, Sydney; Sydney University, Sydney; dan di Lyceum Theatre Wesley Conference Centre, Sydney.Sebagaimana dipaparkan situs jaringan intelligent design Australia, www.idnet.com. au, konferensi ini menghadirkan pembicara terkemuka asal AS, profesor Thomas Woodward, presiden CS Lewis Foundation dan dosen di Trinity College Florida. Penulis buku “Doubts about Darwin” (Ragu terhadap Darwin) dan “Darwin Strikes Back”(Darwin Menyerang Balik) ini berlatar belakang pendidikan sains dan doktor di bidang komunikasi.Evolusionis Australia GeramBeberapa tahun belakangan, evolusionis Australia disibukkan dan dibuat berang oleh upaya-upaya para intelektual pendukung penciptaan dan perancangan cerdas di benua kangguru itu. Salah satu pemicunya, mereka sudah memasukkan pengajaran “intelligent design“ (perancangan cerdas) disamping teori evolusi di sejumlah sekolah, sebagaimana disiarkan radio ABC, 21 Oktober 2005 silam. Perancangan cerdas membongkar berbagai ketidakabsahan teori evolusi, yang disembunyikan para pendukungnya dan malah dinyatakan sebagai fakta.Tak ketinggalan, Menteri Pendidikan Federal Australia kala itu, Brendan Nelson, juga menambah kecemasan evolusionis benua itu. Pasalnya, sang menteri membolehkan diajarkannya pelajaran pembanding yang menyingkap kerapuhan teori evolusi itu di kelas-kelas, asalkan orang tua murid menyetujuinya. Hal ini sebagaimana dikutip radio ABC, 26 Agustus 2005, dalam sebuah acara berjudul “Nelson defends 'Intelligent Design' teaching“ (Nelson Membela pengajaran “Perancangan Cerdas“).Membongkar Kekeliruan Teori Evolusi Lewat TulisanSelan itu, sejumlah intelektual dan ilmuwan Australia juga giat menyingkap kekeliruan ilmiah teori evolusi, teori yang didasarkan pada peristiwa kebetulan, dengan menerbitkan buku. Misalnya, baru-baru ini telah terbit buku baru berjudul “Planet Earth and the Design Hypothesis“ (Planet Bumi dan Hipotesis Desain). Jelas terlihat dari judulnya, buku-buku ini menampilkan pemaparan ilmiah tentang keberadaan perancangan cerdas di baik kemunculan alam dan kehidupan ini.Pada saat yang sama, karya ini memberikan sanggahan ilmiah terbaru terhadap teori evolusi yang menyatakan bahwa kehidupan dan alam semesta ini muncul tanpa disengaja, secara acak, tidak dirancang sempurna, murni kebetulan buta tanpa ada penciptaan maupun yang menciptakan, serta tanpa tujuan keberadaannya.Pengarangnya, Dr. David A.J. Seargent, adalah warga negara bagian New South Wales, Australia. Penyandang gelar doktor bidang filsafat ini adalah editor majalah Australia’s Sky and Telescope (Teleskop dan Langit Australia), seorang astronom amatir, dan mantan dosen Filsafat di jurusan pendidikan tingkat dewasa di University of Newcastle.Selain itu ada pula Prof. Michael Denton, yang mendapatkan gelar dokter di Bristol University, Inggris dan doktor di bidang biologi perkembangan dari perguruan tinggi ternama di London, Kings College. Sejak tahun 1984 penelitian utamanya terpusat pada bidang genetika penyakit retina manusia. Kini sang profesor agnostik ini bekerja sebagai peneliti di University of Otago, Selandia Baru.Selain tercantum sebagai penulis lebih dari 70 tulisan di jurnal profesional, ia adalah penulis dua buku yang menantang keabsahan ilmiah evolusi Darwin: “Evolution: A Theory in Crisis“ (1984) dan “Nature's Destiny: How The Laws of Biology Reveal Purpose in The Universe“ (1998). Karya Denton, telah memberikan inspirasi gerakan Perancangan Cerdas, yang kini sangat gencar melawan dogmatisme teori evolusi di berbagai benua.Buku “Evolution: A Theory in Crisis“ (Evolusi: Teori yang Berada dalam Krisis) memaparkan mengapa teori evolusi Darwin berada dalam kesulitan besar. Bagian penting dari buku ini adalah pembahasan tentang temuan-temuan mutakhir di bidang biologi molekuler yang mengguncang bagian paling mendasar teori evolusi Darwin.Di buku keduanya, “Nature's Destiny: How The Laws Of Biology Reveal Purpose In The Universe“ (Suratan Takdir Alam Kehidupan: Bagaimana Hukum-Hukum Biologi Menyingkap Tujuan di Alam Semesta), Denton menunjukkan bahwa jagat raya secara khusus telah ada dalam keadaan yang memang sangat pas untuk kehidupan. Ia mendasarkan kesimpulan ini dengan bukti-bukti dari cabang ilmu fisika, geologi, biologi dan teori informasi. Ia juga menyatakan bahwa hukum-hukum alam telah ditetapkan secara cermat untuk memungkinkan adanya kehidupan.Inilah perkembangan mutakhir di benua Australia, bagaimana dengan di negara tetangganya, Indonesia?sumber: Teori Evolusi Menanti Ajal - www.hidayatullah. com

MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN R.I KE - 62


INDONESIA, negara yang gemah ripah loh jinawi ini, 17 Agustus 2007memperingati kemerdekaannya yang ke-62 tahun. Namun, rentang waktu enamdasawarsa berstatus merdeka, perjalanan republik yang kaya sumber alam inimasih muram, antara lain ditandai dengan kemiskinan yang semakinmembengkak dan pengangguran merajalela. Bahkan, di mata mantan Ketua MPRAmien Rais dan Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM YogyakartaCornelis Lay, perjalanan bangsa ini semakin melenceng dari cita-cita TheFounding Father Soekarno-Hatta. Secara fisik Indonesia tidak lagi dijajah,namun secara ekonomi, politik, dan pertahanan, Indonesia takluk di bawahcengkeraman asing.Cita-cita Soekarno-Hatta adalah Indonesia menjadi bangsa berdaulat, kuat,mandiri, dan disegani bangsa lain. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,merupakan tonggak untuk menggapai cita-cita itu. Ironisnya, 62 tahunsetelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan dari Jln. Pegangsaan Timur56 Jakarta atau enam dasawarsa lalu, cita-cita itu semakin jauh panggangdari api. Indonesia mengalami kemunduran luar biasa di segala bidangkehidupan. Tidak hanya sektor ekonomi, namun juga politik, hukum,pertahanan, dll. Bahkan telah terjadinya krisis nasionalisme, terutamaoleh sebagian kalangan muda.Presiden pertama RI, Soekarno, sangat khawatir Indonesia kembali menjadibangsa yang bodoh dan terjajah. Bung Karno selalu mengingatkan, janganlahkita sebagai a nation among coolie and coolie among nation (bangsa kuliatau menjadi kuli di tengah bangsa-bangsa lain). Namun kekhawatiran danketakutan pendiri bangsa itu, seperti dilontarkan Amien Rais, kiniterbukti. Kehidupan berbangsa dan bernegara telah tergadaikan.Sejak pemerintahan Presiden Habibie hingga Presiden Susilo BambangYudhoyono, arah kebijakan dan tujuan pembangunan politik, ekonomi,pertahanan negara, pendidikan, dan sebagainya berjalan tanpa rel yangjelas. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai rel penyelenggaraannegara jangka menengah, bahkan tidak kita miliki. Akibatnya, birokrasipemerintahan berjalan liar tanpa pedoman. Persoalan yang berkembangdiselesaikan secara tambal sulam."Keputusan penanganan masalah bangsa diserahkan kepada pemerintah yangkebingungan dan telah kehilangan arah," ujar Amien.Bahkan, menurut Cornelis Lay, negara ini dikelola layaknya bisnis hiburan."Pemerintah memandang bahwa rakyat hanya butuh hiburan. Sehingga yangdicapai dalam enam dasawarsa ini adalah kerapuhan yang nyaris sempurna,"katanya.Cornelis Lay sepakat dengan Amien Rais bahwa pemerintah berjalan semakinjauh dari cita-cita, yakni Indonesia punya harkat dan martabat. Indonesiayang punya harga diri. Dalam perjalanan kemerdekaan, kehidupan berbangsadan bernegara mengalami kemerosotan.Nama besar Indonesia juga tenggelam dengan berbagai kasus korupsi.Persoalan korupsi, bukan lagi menjadi fenomena tetapi menjadi "budaya" diIndonesia. Lebih parah lagi, kekuatan asing telah mencengkeram danmemanfaatkan eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk mendukung korupsidan negara dijadikan sandera.Amien dan Cornelis Lay menegaskan, persoalan besar yang harus segeraditanggulangi dengan kerja keras adalah jumlah kemiskinan yang makinmeluas, pengangguran yang makin membengkak serta kehancuran ekologi yangsistematis dan disengaja. Di bidang ekonomi, telah terjadi kesalahanpengelolaan, bahkan secara kasat mata. Kekayaan alam yang luar biasa, takbisa dinikmati warga negaranya namun sebaliknya dikuasai korporasi asing.Misalnya, pengelolaan gas alam di Pulau Natuna telah dikeruk olehkorporasi asing, yakni Exxon Mobil. Tidak satu sen pun uang yang masuk kekas negara. Contoh lainnya, penambangan emas di Papua oleh PT Freeport(AS), bahkan kebun kelapa sawit di Sumatra kini sudah dikuasai investorMalaysia. "Ironisnya, kejahatan korporasi tersebut dipermudah olehpemerintah kita. Ini yang disebut kejahatan negara dalam negara," ujarAmien.Padahal negara lain seperti Cina, India, Thailand, dan Turki tidak menelanmentah-mentah makna globalisasi. Sedangkan Indonesia, kebijakanprivatisasi, deregulasi, fundamental pasar yang diterapkan, semuanyamerupakan hasil jiplakan negara lain.Kejahatan korporasi ini, sudah berlangsung puluhan tahun. Puluhan juta tonkonsentrat emas, tembaga, perak, setiap harinya diangkut ke luar negeritanpa pengawasan berarti. "Sebenarnya bangsa ini tidak akan bangkrutseandainya penambangan tersebut ditutup. Sebab, sumbangan bidangpertambangan dari 50 bidang kerja sama/kontrak karya, uang yang masuktidak lebih dari 3,5 persen dari total APBN."Anehnya lagi, kata Amien, UU Penanaman Modal Asing didesain untukmenguntungkan korporasi asing. "Pertanyaannya, mengapa eksekutif danlegislatif bisa meloloskan UU yang didesain untuk merugikan kepentinganbangsa?" ungkapnya.Amien menambahkan, negara dan bangsa ini sudah di-hostage (disandera) dandikuasai kepentingan global. Akibatnya, kontrak karya bidang pertambangan,baik migas maupun nonmigas menguntungkan korporasi asing.”Gadaikan” wilayahTidak hanya kekayaan alam yang dikeruk habis-habisan oleh korporasi asing,pemerintah juga menggadaikan wilayah NKRI. Kerja sama pertahanan antara RIdan Singapura yang tertuang dalam Defance Coorperation Agreement (DCA),dinilai Amien, telah menghina eksistensi negara. Draf DCA menyebutkan,militer Singapura diperkenankan menggunakan wilayah Indonesia sebagailokasi latihan perang militer Singapura. Bahkan, dalam DCA Indonesiadibagi menjadi empat wilayah RI untuk latihan tempur militer Singapura,yakni wilayah Alfa 1, Alfa 2, Bravo, dan daerah di Baturaja selama 20tahun.Singapura juga mengisyaratkan perjanjian tidak boleh direvisi, kecualijika perjanjian sudah berjalan 12 tahun. "Saya tidak habis pikir, maudibawa ke mana negara ini oleh pemerintahan sekarang. Tokoh-tokoh TNI yangsudah purnawirawan dan yang masih aktif, jelas-jelas menolak keras isiperjanjian itu," ujar Amien.