A L U M N I S A F

MEDIA KOMUNIKASI PARA ALUMNI
TK - SD - SMP - SMA SALMAN AL FARISI
GURU - SISWA - KARYAWAN - ORANG TUA

Jumat, 09 November 2007

inilah Pendiri sekolah SALMAN


Lendo Novo: Sekolah Harus Menyenangkan!

Sewaktu kecil ia sering dihukum guru karena terlalu banyak bertanya. Dia mengaku bahwa duduk diam di kelas adalah siksaan, sehingga dari usia belia ia bercita-cita membuat suatu sekolah yang muridnya kelak dapat menikmati saat-saat belajar mereka.

Impiannya itu berhasil diwujudkan Lendo Novo (43) pertama kali di tahun 1992, dengan mendirikan sebuah taman kanak-kanak (TK) yang diberinya nama TK Salman. TK itu dinamai demikian, karena didirikan di lingkungan Masjid Salman, sebuah masjid di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat Lendo menempuh pendidikan S1 dan S2-nya selama beberapa tahun sebelumnya.
“Siswa di TK Salman setiap harinya belajar dari pagi hingga sore hari. Akibatnya, sekolah ini menuai banyak kecaman,” kenang Lendo sambil tersenyum. “Padahal siswa di TK ini sangat menikmati kegiatan belajar mereka,” lanjutnya.
Beberapa pihak, termasuk Ibu Sudharmono, istri wakil presiden kala itu menganggap Lendo tidak mengerti konsep pendidikan. Sebab ia tidak berlatar belakang pendidikan guru. Namun Lendo Novo pantang mundur. Kecaman itu tidak ditanggapinya serius, ia justru mengundang mereka yang mengkritiknya untuk melihat secara langsung proses pembelajaran di sekolahnya itu.
“Kalau anak TK harus duduk diam dan melipat tangannya selama belajar, mungkin waktu sepuluh menit bagi mereka sangat lama, tapi kalau kegiatan belajar mereka menyenangkan, mereka akan menikmati belajar itu walau berjam-jam,” ujar ayah dari Bariah, Khalid, Hamzah, Dhia, dan Omar ini penuh keyakinan.
Mulai tahun 1992 itu pula, Lendo Novo terus menggodok konsep sekolah yang diimpikannya, hingga lima tahun kemudian, tahun 1997, muncullah kesempatannya membuka sekolah alamnya yang pertama, yakni Sekolah Alam Ciganjur, di Jakarta Selatan.
Lendo Novo di sekolah alamnya ini mengembangkan suatu sistem pendidikan, di mana siswa dari umur pra sekolah sudah belajar berinteraksi langsung dengan alam sebagai media belajar mereka setiap harinya. Mereka belajar mengamati, bertanya, mengumpulkan data, membuat hipotesis, dan menguji hipotesis mereka. Dengan cara belajar yang aktif dan kreatif ini, anak-anak belajar mandiri dan menjadi akrab dengan lingkungannya.
Sekarang sudah ada sekitar sembilan sekolah alam di Jawa dan Sumatera. Lendo berharap sekolah alam kelak ada di semua provinsi di Indonesia, sehingga bisa menjadi contoh positif dan dapat mempengaruhi pendidikan formal.

Sekolah Bisnis
Selama mengembangkan sekolah alamnya, Lendo Novo juga memendam keinginan mengembangkan suatu sekolah bisnis berbasis lingkungan. Ia lantas mendirikan School of Universe (SoU), tepatnya di tahun 2004, yang mengembangkan pola jaring laba-laba (spider web) dan pembagian per tema dalam sistem pembelajarannya.
Di SoU, alam semesta adalah sumber pembelajaran tanpa batas. Di sekolah ini para siswa dilatih “membaca” semesta dengan cara pandang utuh dan menyeluruh. Khasanah semesta dituangkan ke dalam tema-tema bahasan, dan siswa belajar dengan cara mengupas tema tersebut melalui semua cara pandang berbagai cabang keilmuan.
Lendo tergolong berhasil mengembangkan sekolah yang secara terpadu mengajarkan kepada siswanya soal akhlak, logika, dan sifat kepemimpinan. Terbukti sekolah alam dan SoU yang didirikannya kini menjadi inspirasi banyak pihak. Salah satunya, Dewan Gereja Dunia melalui Wahana Visi Indonesia (WVI) telah mengontraknya sejak sekitar tahun 2001 hingga tahun 2011 nanti, untuk merintis sekolah alam di Indonesia, antara lain untuk wilayah Papua dan Nusa Tenggara.
Lendo selalu yakin dengan gagasan sekolah bisnisnya ini. Ia bahkan kini mengatakan berani “mengadu” kemampuan siswa dari sekolahnya ini dengan kemampuan siswa dari sekolah mana pun di dunia ini.

Sosok Lendo
Lendo Novo selama ini mungkin lebih dikenal sebagai mantan staf ahli Menteri Negara BUMN Sugiharto ketimbang sebagai "sang brilian penggagas sekolah alam”. Ia sempat dijuluki “orang yang paling ditakuti” oleh para direksi BUMN. Sebab perannya membersihkan BUMN dari para koruptor telah menyebarkan ketakutan di kalangan para pejabat BUMN yang merasa dirinya “kurang bersih”.
Menurut Septri, salah seorang pengajar di SoU, Lendo adalah seorang yang cerdas, idealis, baik, ramah, nyentrik, pantang menyerah, dan memiliki “seabrek” sifat baik lainnya.
Sosok visioner ini kini juga sedang menyiapkan Life Institute, yakni sekolah bisnis setingkat perguruan tinggi. “Insya Allah, Life Institute akan siap pada tahun 2009 nanti,” ujar Lendo menutup perbincangan yang hangat dengan SH di SoU, Parung, Bogor, pada Selasa (31/7) lalu.
(berbagai sumber)

Komentar : Mudah-mudahan Salman masih mau melihat idealisme para pendiri Salman, bukan hanya mengedepankan Bisnis belaka ....

Tidak ada komentar: