A L U M N I S A F

MEDIA KOMUNIKASI PARA ALUMNI
TK - SD - SMP - SMA SALMAN AL FARISI
GURU - SISWA - KARYAWAN - ORANG TUA

Kamis, 16 Oktober 2008

Koran PR 16 Maret 2004


SMP SALMAN ALFARISI

No Ordinary School

GIMANA rasanya kalau kita pergi sekolah nggak pake seragam, melainkan bebas pake baju favorit kita? Hmm, kalau kayak gitu sih, udah nggak aneh lagi bagi anak-anak dari SMP Salman Alfarisi, (SA).

Sekolah yang terletak di kawasan Bandung Utara ini memang belum banyak dikenal orang. Mungkin karena lokasinya yang tersembunyi, atau justru karena sekolah ini punya kelebihan-kelebihan yang nggak dimiliki sama sekolah-sekolah lain di Bandung. Kayak apa sih, SA ini?

Seperti yang udah disebutin di atas tadi, murid-murid SA boleh ke sekolah pake baju bebas Muslim, tapi nggak setiap hari. Mereka juga harus pake seragam setiap hari Senin dan Rabu. "Seragam kita pakai hari Senin dan Rabu karena biasanya kalau hari Senin kita ada upacara dan hari Rabu itu merupakan hari kunjungan," jelas Kepala Sekolah SA, Bapak Umar Bin Abdul Aziz.

Nggak cuma seragamnya aja yang beda dengan kita yang sekolah di SMP negeri atau swasta, SA ini menganut sistem full day school, yang jam belajarnya dimulai dari jam delapan pagi dan selesai-selesai jam empat sore. "Yah, capek juga sih kalau udah nyampe rumah, tapi 'kan di sekolah juga waktu istirahatnya lumayan panjang. Nggak kerasa, lah," cerita Anita, cewek manis yang menjabat Sekretaris OSIS ini.

Setiap hari Kamis, OSIS SA punya kegiatan khusus yang dinamakan Kamis Pagi. "Ini tuh acara bersama anak-anak kelas satu dan dua. Kelas tiga cuma pas semester satu aja. Acaranya macem-macem, dari mulai pentas seni, olah raga bersama sampe bakti sosial. Hari ini kita ada presentasi dari EF tentang homestay di luar negeri," ujar Irsyad, sang Ketua OSIS. Kegiatan seperti ini juga dilakukan kalau ada hari-hari bersejarah seperti Isra Mikraj atau pas Tahun Baru Islam.

Basket atau sepak bola adalah ekskul yang nggak aneh buat Belia. Di SA ini, ada ekskul aneh, yaitu Filmmaker. Anak-anak yang tertarik dunia perfilman bisa gabung di ekskul ini. Sesuai dengan namanya, kegiatan dari ekskul ini ya, bikin film atau video klip pendek. Dengan tutor dari mahasiswa ITB, mereka pun sudah pernah menghasilkan satu film pendek durasi 10 menit. "Kita difasilitasi sama yayasan sih, tempatnya di Salman ITB," kata Irsyad yang juga penggerak ekskul ini. Prestasinya, boleh juga. Mereka pernah jadi nominator di Festival Film Independen Indonesia yang digelar SCTV.

Salah satu program belajar mereka yang juga nggak ada di sekolah lain adalah Pembekalan dan Pengembaraan. Sesuai dengan namanya, isi dari kegiatan ini nggak jauh-jauh dari alam. Mulai dari hiking, panjat tebing, raveling, sampai arung jeram. Mereka pun dilatih oleh outbound trainer yang sudah piawai. (tisha/belia)***